ISLAMIC QUOTE OF THE DAY

‎"Pangkal dari semua kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah." { Abu Sulaiman Addarani }

Monday, February 27, 2012

Belajar dari Manusia dengan Akhlak Terbaik


Manusia dengan akhlak terbaik? Siapakah dia? Apa gunanya memiliki akhlak: moral, pandangan, dan tingkah laku yang paling baik?

Bagi seorang muslim, contoh atau teladan terbaik adalah Nabi Muhammad saw. Allah sendiri yang menjadikan beliau sebagai “uswatun hasanah” atau teladan terbaik. Mengapa demikian? Allah telah memuji moralitas, akhlak beliau dengan menyatakan:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Sungguh engkau (Muhammad) berada di atas tataran akhlak yang tinggi, agung.” (QS: Al-Qalam 68:4)

Moralitas merupakan salah satu bagian penting dalam agama Islam. Istilah islamnya adalah “khuluq” yang bentuk jamaknya adalah “akhlak“. Setiap manusia memiliki dua unsur: “khalq” dan “khuluq“. Yang pertama adalah bentuk fisik penciptaan kita, luar. Sementara yang kedua adalah sifat, tingkah laku, kebiasaan dan ruhani.

Islam menekankan pentingnya menjaga penampilan fisik melalui menjaga kebersihan, memakai pakaian yang tepat, hidup sehat dan makan serta minum dari sumber yang halal dan baik. Penjagaan semacam itu juga berlaku bagi akhlak dan tingkah laku kita.

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ وَقَالَ أَبُو ذَرٍّ لَمَّا بَلَغَهُ مَبْعَثُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَخِيهِ ارْكَبْ إِلَى هَذَا الْوَادِي فَاسْمَعْ مِنْ قَوْلِهِ فَرَجَعَ فَقَالَ رَأَيْتُهُ يَأْمُرُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ (البخاري )

Ibnu ‘Abbas meriwayatkan bahwa Nabi saw. adalah orang paling dermawan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Dan Abu Dzar berkata bahwa ketika ia mendengar kedatangan Nabi Muhammad saw., ia berkata kepada saudara laki-lakinya, “Pergilah ke lembah itu dan dengarkan apa yang ia katakan.” Saudaranya kembali dan berkata, “Aku melihat ia memerintahkan orang-orang kepada moral dan perilaku (akhlak) yang paling mulia.” [H.R Bukhari]

Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk mengajari manusia akhlak yang paling mulia. Beliau berkata :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا (الترمذى

“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya.” (H.R Tirmidzi)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ قَائِمِ اللَّيْلِ صَائِمِ النَّهَارِ (مسند أحمد

‘Aisyah r.a berkata, “Aku mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wassalaam bersabda : sungguh orang-orang yang beriman dengan akhlak baik mereka bisa mencapai (menyamai) derajat mereka yang menghabiskan seluruh malamnya dalam sholat dan seluruh siangnya dengan berpuasa.” [Musnad Imam Ahmad]

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ (الترمذي

Abu Darda’ meriwayatkan: Aku mendengar Nabi Muhammad saw berkata, “Tak ada yang lebih berat pada timbangan (Mizan, di hari Pembalasan) dari pada akhlak yang baik. Sungguh, orang yang berakhlak baik akan bisa setara dengan mereka yang berpuasa dan sholat.” (H.R al-Tirmidzi)

Teladan dari Nabi Muhammad tentang Akhlak

Banyak sekali hadits yang menunjukkan tingginya derajat dan keutamaan akhlak di dalam Islam. Akhlak yang baik hendaknya selalu diterapkan dalam kehidupan pribadi maupun ketika berhubungan dengan orang lain.

Berikut adalah beberapa hadits tentang akhlak islami:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ )البخاري

“Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari ganguan ucapan dan tangannya, dan orang yang Hijrah (tergolong kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.” (H.R Bukhari)

حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (البخاري

“Tidaklah seorang diantara kalian dikatakan beriman hingga ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri.” (H.R Bukhari)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ (مسلم

“Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (H.R Muslim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ (مسلم

“Iman itu lebih dari 70 atau 60 cabang, cabang iman tertinggi adalah mengucapkan ‘La ilaha illallah’, dan yang terendah adalah membuang gangguan dari jalan, dan rasa malu merupakan sebagian dari iman.” (H.R Muslim)

Contoh-contoh di atas adalah perbuatan-perbuatan yang sederhana dan tampak kecil. Namun semua yang sederhana dan kecil itu memiliki nilai yang amat besar dan penting dalam islam. Tak ada perubahan besar tanpa adanya perubahan-perubahan kecil. Akhlak yang baik meskipun kecil akan menghasilkan dampak kebaikan yang besar, baik dalam taraf pribadi maupun sosial. Sebaliknya, akhlak yang buruk akan juga menghasilkan pribadi dan masyarakat yang sakit.

Semoga bermanfaat.

Sumber

Wednesday, February 22, 2012

Bercanda Bersama Rasulullah


Segala puji bagi Allah,Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga dihaturkan kepada pemimpin para nabi dan rasul, Muhammad Saw dan juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan kepada orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik sampai Hari Kiamat nanti.
Di "Kata Pengantar", penulis buku ( Senyum dan Gurauan bersama Rasulullah ) mengajak para pembaca untuk berimajinasi sedang berada pada suatu zaman, di mana Nabi Muhammad Saw sedang tersenyum kepada para sahabatnya. Bayangkanah bagaimana Rasulullah Saw tertawa,tersenyum dan bercanda. Lalu pikirkanlah apakah anda tertawa ,tersenyum dan bercanda sebagaimana beliau tertawa, tersenyum dan bercanda dengan para sahabatnya?Apakah tawa anda itu dikarenakan suatu hal yang sama dengan hal yang menyebabkan Rasulullah Saw tertawa? Begitu pula denga senyum dan canda anda sebagaimana beliau tersenyum dan bercanda dengan para sahabatnya dan tidak mengatakan dalam canda tersebut selain hal yang benar?
Penulis pun tahu, anda akan menemukan masalah tawa,senyum dan canda saat ini tidaklah sesuai dan tidak mengikuti ajaran,metode dan cara tawa,senyum dan canda yang telah dicetuskan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Maka, janganlah anda bersenda gurau kecuali isi senda gurauan itu memang benar, sebagaimana senda gurau yang dilakukan Rasulullah Saw .
Ketika para sahabat bertanya:"Wahai Rasulullah! Apakah engkau bersenda gurau dengan kami?"
Rasulullah Saw bersabda:"Saya tidak mengatakan sesuatu (dalam bersenda gurau) kecuali sesuatu itu memang benar".
Beliau berwasiat pula:"Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah".
Rasulullah Saw tertawa,tersenyum dan bercanda pada tmpat dan waktu yang sesuai dan tepat untuk tertawa,tersenyum dan bercanda.Perlu diketahui bahwa kebanyakan senyum yang dilontarkan oleh Rasulullah Saw itu dikarenakan beliau melihat sesuatu yang menakjubkan atau karena keheranan beliau dan sebagian lagi untuk menunjukkan rasa kasih sayangnya.
Dalam tertawa, ada aturan-aturan,nilai dan sopan santun tersendiri yang harus dipatuhi dan ikuti oleh setiap muslim.Seperti halnya, Rasulullah Saw melarang para sahabatnya untuk tertawa dikarenakan mendengar suara kentut,seperti dalam sabdanya:
"Kenapa salah satu dari kalian tertawa atas apa yang dilakukan olehnya".
Beberapa pedoman bagi kaum muslimin yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw, walaupun perbuatan tersebut menyangkut masalah tertawa,tersenyum dan bercanda, karena beliau diutus oleh Allah Swt untuk menjadi contoh dan suri tauladan yang baik.
Beberapa Hadits shahih diantaranya:
"Janganlah kalian terlalu banyak tertawa, karena banyak tertawa itu dapat mematikan hati"(H.R.Ibnu Majah).
"Sesungguhnya seorang laki-laki yang berbicara dengan suatu ucapan,yang dengan ucapan tersebut dia tidak menginginkan suatu malapetaka kecuali hanya untuk menjadikan orang lain tertawa(guyonan saja), dia akan terjerumus ke suatu tempat yang jauh dari langit"(H.R.Ahmad).
"Celakalah orang yang bercerita kemudian berbohong dalam cerita tersebut demi untuk menjadikan orang lain tertawa,Celakalah dia,celakalah dia"(H.R.Ahmad).

Dalam buku ini, tidak kurang dari 58 Judul Kisah, untuk menggambarkan bagaimana Rasulullah Saw tertawa,tersenyum dan bercanda bersama para sahabat dan keluarganya.
Disini,tiga diantaranya,saya kutip secara ringkas.
"Kuda Memiliki Dua Sayap?"
Ketika melihat ada mainan boneka seekor kuda bersayap dua milik Aisyah r.a, Rasulullah Saw bertanya:"Kuda memiliki dua sayap?"
Aisyah r.a menjawab:"Bukankah engkau telah mendengar kalau Nabi Sulaiman a.s mempunyai kuda yang mempunyai banyak sayap?"
Kemudian Aisyah r.a menceritakan bahwa mendengar keterangannya, Rasulullah Saw tertawa sampai terlihat gigi gerahamnya.

"Orang Tua Tidak Akan Masuk Surga"
Seorang perempuan tua berkata:"Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah supaya memasukkanku ke dalam surga".
Rasulullah Saw menjawab:"Wahai Ummu fulan, sesungguhnya surga itu tidak dimasuki oleh orang yang sudah tua renta". Maka perempuan itu pun berpaling, lalu menangis. Maka Rasulullah saw bersabda,"Beritahu dia kalau dia tidak akan masuk surga dalam keadaan sudah tua renta. Sebab Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung.Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.Penuh cinta lagi sebaya umurnya" (Al-Waqi'ah:35-37).

"Senyuman Terakhir Rasulullah"
Diceritakan saat Abu Bakar r.a, bersama para sahabat yang lain sedang bersiap-siap untuk melakukan shalat, lalu Rasulullah Saw yang sedang sakit, menyingkap penutup(kelambu) kamarnya sambil nberdiri, kemudian tersenyum dan tertawa. Abu Bakar r.a mundur kembali menuju barisannya semula supaya Rasulullah Saw menempati shafnya, karena mengira Rasulullah Saw akan keluar untuk melakukan shalat. Maka Rasulullah Saw memberi isyarat dengan mengatakan,"Hendaklah kalian menyempurnakan shalat kalian". Lalu Rasulullah Saw membiarkan kain penutup itu terbuka dan beliau wafat pada hari itu juga.
Imam an-Nawawi berkata,"Hal yang menyebabkan Rasulullah Saw tersenyum adalah dikarenakan beliau melihat mereka mau berkumpul untuk melakukan shalat dan mengikuti imam mereka, mau menegakkan syariatnya, mereka sepakat dalam seruan mereka dan dikarenakan hati mereka bersatu. Karena itulah wajahnya bersinar sebagaimana ketika beliau melihat atau mendengar sesuatu yang menyenangkan".


"Mari kita memohon kepada Allah supaya menjadikan pekerjaan/yang kita lakukan ini benar-benar ikhlas, hanya karena Allah Swt.Mari kita juga berharap semoga Allah mau mengumpulkan kita dalam surga yang mulia dan penuh kenikmatan dengan sambutan yang penuh ceria, canda tawa dan senyuman dari para penghuni surga lainnya, di mana pada hari tersebut tidak ada harta ataupun anak yang dapat memberikan manfaat kecuali orang-orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih dan penuh keikhlasan.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, keluarga,dan para sahabatnya semua.

SUMBER : BUKU SENYUM DAN GURAUAN RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WASSALLAM

Thursday, February 16, 2012

Kisah Pemburu Cinta


إِلَيْهِ يَطُوفُ خَلْفَهَا يَبْكِى ، وَدُمُوعُهُ تَسِيلُ عَلَى لِحْيَتِهِ ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – لِعَبَّاسٍ « يَا عَبَّاسُ أَلاَ تَعْجَبُ مِنْ حُبِّ مُغِيثٍ بَرِيرَةَ ، وَمِنْ بُغْضِ بَرِيرَةَ مُغِيثًا » . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « لَوْ رَاجَعْتِهِ » . قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ تَأْمُرُنِى قَالَ « إِنَّمَا أَنَا أَشْفَعُ » . قَالَتْ لاَ حَاجَةَ لِى فِيهِ

Artinya :

Dari Ikrimah dari Ibnu Abbas sesungguhnya suami Barirah adalah seorang budak yang bernama Mughits. Aku ingat bagaimana Mughits mengikuti Barirah kemana dia pergi sambil menangis (karena mengharapkan cinta Barirah, pent). Air matanya mengalir membasahi jenggotnya. Nabi bersabda kepada pamannya, Abbas, “Wahai Abbas, tidakkah engkau heran betapa besar rasa cinta Mughits kepada Barirah namun betapa besar pula kebencian Barirah kepada Mughits.” Nabi bersabda kepada Barirah, “Andai engkau mau kembali kepada Mughits?!” Barirah mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah engkau memerintahkanku?” Nabi bersabda, “Aku hanya ingin menjadi perantara.” Barirah mengatakan, “Aku sudah tidak lagi membutuhkannya” (HR. Bukhari no. 5283)

فَأَعْتَقْتُهَا ، فَدَعَاهَا النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَخَيَّرَهَا مِنْ زَوْجِهَا فَقَالَتْ لَوْ أَعْطَانِى كَذَا وَكَذَا مَا ثَبَتُّ عِنْدَهُ . فَاخْتَارَتْ نَفْسَهَا


“Setelah membeli seorang budak bernama Barirah, Aisyah memerdekannya. Setelah merdeka, Nabi memanggil Barirah lalu memberikan hak pilih kepada Barirah antara tetap menjadi istri Mughits atau berpisah dari suaminya yang masih berstatus budak.
Barirah mengatakan, “Walau Mughits memberiku sekian banyak harta aku tidak mau menjadi isterinya”. Barirah memilih untuk tidak lagi bersama suaminya.”
(HR. Bukhari no. 2536 dari Aisyah).

Dua hadits di atas mengisahkan seorang budak wanita yang bernama Barirah. Semasa dia menjadi budak, dia memiliki seorang suami yang juga seorang budak. Jadi suami istri adalah sama-sama budak. Suatu ketika pada tahun sembilan atau sepuluh Hijriyah, Aisyah membeli Barirah dari pemiliknya. Setelah menjadi miliknya, Aisyah memerdekakan Barirah dari perbudakan dan ketika itu suami Barirah yaitu Mughits masih berstatus sebagai budak. Jika seorang budak wanita yang memiliki suami itu merdeka maka dia memiliki hak pilih antara tetap menjadi istri dari suami yang masih berstatus sebagai budak ataukah berpisah dari suami yang lama untuk mencari suami yang baru. Oleh karena itu setelah merdeka, Nabi memanggil Barirah dan menyampaikan adanya hak ini kepadanya. Ternyata Barirah memilih untuk berpisah dari suaminya. Selama rentang waktu untuk memilih inilah, Mughits selalu membuntuti kemana saja Barirah pergi. Mughits berjalan di belakang Barirah sambil berurai air mata bahkan air mata pun sampai membasahi jenggotnya karena demikian derasnya air mata tersebut keluar. Ini semua dia lakukan dalam rangka mengharap iba dan belas kasihan Barirah sehingga tetap memilih untuk bersama Mughits. Kondisi ini pun membuat Nabi merasa iba. Sampai-sampai beliau memberi saran dan masukan kepada Barirah agar kembali saja kepada Mughits, suaminya. Namun Barirah adalah seorang wanita yang cerdas. Beliau tahu bahwa saran Nabi itu status hukumnya berbeda dengan perintah Nabi. Oleh karenanya, Barirah bertanya kepada Nabi apakah yang Nabi sampaikan itu sekedar saran ataukah perintah seorang Nabi kepada salah satu umatnya yang wajib ditaati apapun kondisinya. Setelah Nabi menjelaskan bahwa yang Nabi sampaikan hanya sekedar saran maka Barirah menegaskan bahwa dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk kembali kepada Mughits.

Petikan pelajaran:

1) Budak itu tidak sekufu alias setara dalam pernikahan dengan orang merdeka. Oleh karena itu, Barirah memiliki hak untuk memilih antara tetap bersama Mughits ataukah berpisah untuk mencari suami yang lain.
2)Para sahabat Nabi itu memelihara jenggotnya. Di antara mereka adalah Mughits sehingga dikatakan bahwa air mata Mughits itu membasahi jenggotnya. Sehingga orang yang demikian benci dengan jenggotnya sampai-sampai dikerok secara berkala adalah orang yang tidak mau meneladani para sahabat Nabi dalam masalah ini bahkan tergolong tidak mau taat kepada Nabi yang memerintahkan umatnya untuk memilhara jenggot. Seorang laki-laki itu akan semakin gagah dan berwibawa mana kala memelihara jenggot. Dikatakan bahwa Abu Hurairah suatu ketika pernah berkata,
إن يمين ملائكة السماء والذي زين الرجال باللحى
والنساء بالذوائب

“Sesungguhnya ucapan sumpah para malaikat yang ada di langit adalah kalimat demi zat yang menjadikan seorang pria itu makin tampan dengan jenggot dan menjadikan perempuan semakin menawan dengan jalinan rambut” (Tarikh Dimasyq karya Ibnu ‘Asakir tahqiq Abu Said Umar bin Gharamah al ‘Amrawi, juz 36 hal 343, terbitan Darul Fikr Beirut tahun 1416 H)

3) Saran atau nasihat Nabi itu berbeda dengan perintahnya. Saran Nabi untuk person tertentu itu hasil finalnya kembali kepada pilihan person tersebut. Sedangkan perintah Nabi itu adalah sesuatu yang harus ditaati tanpa ada pilihan yang lain.
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (51)
Yang artinya, “Sesungguhnya perkataan orang-orang yang beriman, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memberi keputusan hukum di antara mereka ialah ucapan, “Kami mendengar, dan Kami patuh”. Dan hanya merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. An Nuur:51).


وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا (36)


Yang artinya, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa durhaka terhadap Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. al Ahzab:36)

4) Kisah di atas menunjukkan bahwa cinta itu terkadang bertepuk sebelah tangan. Dalam kisah di atas nampak sekali besarnya rasa cinta Mughits kepada Barirah namun Barirah demikian benci kepada Mughits.
Cinta itu tidak harus memiliki. Terkadang rasa cinta tidak harus berujung dengan pernikahan yang langgeng. Lihatlah kandasnya cinta Mughits dan sebuah kenyataan pahit harus ditelan oleh Mughits yaitu tidak bisa lagi memiliki Barirah.

5) Kisah di atas juga menunjukkan bahwa cinta yang over dosis itu bisa menghilangkan rasa malu sehingga menyebabkan pelakunya melakukan berbagai hal yang sebenarnya memalukan.

SUMBER

Wednesday, February 15, 2012

Kekayaan, Kesuksesan dan Cinta



Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar.Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang? Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar. "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk.

Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, katapria itu. Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan."Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan,"katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.

Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita. "Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta. Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini. Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.

Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.

Subhanallah, so jadikanlah hidup kita ini penuh cinta, terutama cinta kepada Allah :)

Tuesday, February 14, 2012

Kiat Imam Ghazali agar Tidak Sombong


Dari beraneka-ragam komentar terhadap artikel “PKS Sombong Lecehkan Artis Sinetron & Kalangan dari Dunia Hiburan Lainnya“, sekurang-kurangnya ada 2 pandangan mengenai kesombongan yang perlu kita kritisi: (1) penyangkalan bahwa sikap Presiden PKS itu tergolong sombong, (2) peremehan keburukan sikap sombong di dunia politik. Di sini hendak aku tunjukkan: (1) sikap Presiden PKS tersebut sudah tergolong sombong, (2) keburukan sikap sombong tak dapat kita remehkan. Sesudah itu, silakan simak kiat dari Imam Ghazali untuk tidak sombong.

Sikap apa yang tergolong sombong?

Ada yang menyangka bahwa sombong itu hanyalah membangga-banggakan diri atau kelompoknya. Mereka mengira bahwa merendahkan orang lain bukan termasuk kesombongan. Terhadap persangkaan keliru seperti itu, dapatlah kita sampaikan sabda Rasulullah s.a.w., “… kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud r.a.)

Berdasarkan hadits tersebut, Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata, “Orang yang sombong adalah orang yang … memandang orang lain rendah, meremehkannya dan menganggap orang lain itu tidak layak mengerjakan suatu urusan …”. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 2/275)

Dari situ, tentu kita tidak dapat menyatakan bahwa Presiden PKS (Tifatul Sembiring) tidak sombong ketika mengatakan, “Kalau yang masuk di partai itu… artis sinetron, mau jadi apa? Partai sinetron? … Mereka akan membahas persoalan legislasi, yudikasi, dan budgeting akan seperti apa? … Artis sinetron itu hanya sering muncul di iklan.”

Ada yang berkomentar bahwa pernyataan sang presiden PKS itu bukan menunjukkan kesombongan, melainkan sekadar mengungkapkan kenyataan bahwa “para artis pada umumnya memang tidak mampu membahas persoalan negara”. Terhadap komentar seperti itu, kita bisa membandingkannya dengan kasus Abu Dzar r.a.

Kisah Abu Dzar patut kiranya menjadi pelajaran. Suatu ketika, beliau sedang marah kepada seorang laki-laki sampai terucap, “Hai anak wanita hitam.” Rasulullah mendengar hal itu, kemudian bersabda, “Wahai Abu Dzar, tidak ada keutamaan bagi kulit putih atas kulit hitam.” Mendengar hal itu Abu Dzar sangat menyesal hingga meminta orang tadi untuk menginjak pipinya. (HR Imam Ahmad).

Dalam kisah tersebut, Abu Dzar mengungkapkan kenyataan (yaitu bahwa lelaki yang dimarahinya itu anak wanita berkulit hitam). Namun dari kalimatnya itu tersirat peremehan terhadap orang lain. Nah! Kalau pengungkapan kenyataan seperti itu saja sudah tergolong kesombongan, bagaimana dengan pengungkapan sangkaan-buruk (yang oleh pembela PKS dianggap sebagai kenyataan) bahwa “para artis pada umumnya takkan mampu menjadi wakil rakyat”?

Memang, mengungkapkan kenyataan tidaklah selalu merupakan kesombongan. Namun, “mengungkap kenyataan” yang disertai dengan memandang rendah orang lain tentulah tergolong sombong. Sebab, Nabi saw. bersabda, “kesombongan itu adalah … merendahkan orang lain.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud r.a.)”

Balasan bagi Orang Yang Sombong

Ada pula pembela PKS yang sudah mengakui bahwa pernyataan Tifatul Sembiring itu tergolong sombong, tetapi mereka menganggap bahwa kesombongan itu (khususnya di dunia politik) merupakan persoalan kecil yang tak perlu dipersoalkan. Terhadap pembelaan seperti itu, kita dapat mengemukakan sabda Nabi saw., “Tidak masuk surga siapa pun yang di dalam hatinya ada sebiji atom dari sifat sombong.” (HR Muslim dari Ibnu Mas’ud r.a.)

Dari al-Aghar dari Abu Hurarirah dan Abu Sa’id, Rasulullah Saw bersabda: “Allah Swt berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya”. [HR Muslim] (Dikatakan kepada mereka): “Masuklah kalian ke pintu-pintu neraka Jahannam, dan kalian kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong.” [QS al-Mu’min: 76]

Nah! Seandainya kesombongan itu merupakan perkara kecil yang tak perlu dipersoalkan, mana mungkin Allah SWT justru mempersoalkannya, bahkan dengan ancaman siksa dahsyat di neraka selama-lamanya?

Kiat Imam Ghazali agar Tidak Sombong

Imam Ghozali mengajari cara mawas diri agar tidak terjebak dalam sikap merasa lebih baik. Ketika kita melihat seseorang yang belum dewasa, kita bisa berkata dalam hati: “Anak ini belum pernah berbuat maksiat, sedangkan aku tak terbilang dosa yang telah kulakukan, maka jelas anak ini lebih baik dariku.” Ketika kita melihat orang tua, “Orang ini telah beramal banyak sebelum aku berbuat apa-apa, maka sudah semestinya ia lebih baik dariku.”

Ketika kita melihat seorang ‘alim, kita bisa berkata dalam hati: “Orang ini telah dianugerahi ilmu yang tiada kumiliki, ia juga berjasa telah mengajarkan ilmunya. Mengapa aku masih juga memandang ia bodoh, bukankah seharusnya aku bertanya atas yang perlu kuketahui?” Ketika kita melihat orang bodoh, “Orang ini berbuat dosa karena kebodohannya, sedangkan aku. Aku melakukannya dengan kesadaran bahwa hal itu maksiat. Betapa besar tanggung jawabku kelak.” (Diadaptasi dari Ihya’, bab takabbur).

Nah! Terhadap orang yang benar-benar bodoh saja kita mesti bersikap rendah-hati, bukankah kita pun harus tawaduk terhadap orang yang hanya kita sangka bodoh?

Wallaahu a’lam bishawab.

Sumber : Gaul Gaya Rasul

Bagi pengunjung Blog jangan lupa tinggalkan Komentar nya ya :)

Monday, February 13, 2012

Perkenalan








Rohis SMKN 2 Palembang atau lebih di kenal dengan Student Islamic Of Dinullah

Jadwal kegiatan untuk tahun 2011-2012 :
Setiap Hari Minggu pukul 08.00

Rohis SMKN 2 Palembang kegiatannya :
- Majelis Ta'lim
- Seni Islami
- Buka Bersama setiap hari kamis ( 1 bulan = 1x )

Mungkin nanti ada kegiatan yang mau ditambahkan karena harus rapat terlebih dahulu dengan Pembina dan Pengurus Rohis.

Anggota Rohis SMKN 2 Palembang :

1) Rayhan ABdurrahman Assegaf
2) Wahyu Dinata
3) Muhammad Bukhory
4) Dini Waldi
5) M.Whira Pratama
6) Redo Erlangga
7) Denhas Rinanda
8) Yusuf Rabbani
9) Dede Kurniawan
10) Ki Agus Said
11) Kuntaliawan
12) Doris Nizar
13) Ricky Kurniadi
14) Nugraha Aliza Akbar
15) Muhammad Avif
16) Muhammad Tri Prabowo
17) Agus Prasetyo
18) Prasetyo
19) Fitra Nopri
20) Adhy
21) M.Sandy Yolanda
22) Edo Septian Sahab
23) Willy
24) Welly
25) Hermawan
26) M Rendyansyah
27) Ramadhani Tanjung Sari
28) Emel Sofakinarya
29) Novita Sari
30) Ani min Alfi Abidin
31) Raudah Novriyanti
32) Anindya 
33) Inneke Adelia

Database & Struktur Organisasi Rohis SMKN 2 Palembang --> DOWNLOAD



Basecamp: Masjid Al-Munawarroh, Jl.Demang Lebar Daun,Palembang.
Email : rohissmkn2palembang@yahoo.com
Twitter
Fan Page

Saturday, February 11, 2012

Abraham David Mandey : Pendeta yang mendapat Hidayah Allah


Barangkali tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa perjalanan hidupnya merupakan suatu kasus yang langka dan unik. Betapa tidak, Abraham David Mandey yang selama 12 tahun mengabdi di gereja sebagai “Pelayan Firman Tuhan “, istilah lain untuk sebutan pendeta, telah memilih Islam sebagai “jalan hidup” akhir dengan segala risiko dan konsekuensinya. Di samping itu, ia yang juga pernah menjadi perwira TNI-AD dengan pangkat mayor, harus mengikhlaskan diri melepas jabatan, dan memulai karir dari bawah lagi sebagai kepala keamanan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta.

Cerita Beliau ini, – mohon maaf – tidak bermaksud untuk menjelek-jelekan Institusi tertentu karena apa yang telah terjadi Beliau terima dengan ikhlas dan tawakal, Beliau hanya ingin menceritakan proses bagaimana Beliau mendapat hidayah dan tantangannya sebagai mualaf – red.
Saya terlahir dengan nama Abraham David di Manado, 12 Februari 1942. Sedangkan, Mandey adalah nama fam (keluarga) kami sebagai orang Minahasa, Sulawesi Utara. Saya anak bungsu dan tiga bersaudara yang seluruhnya laki-laki. Keluarga kami termasuk keluarga terpandang, baik di lingkungan masyarakat maupun gereja. Maklum, ayah saya yang biasa kami panggil papi, adalah seorang pejabat Direktorat Agraria yang merangkap sebagai Bupati Sulawesi pada awal revolusi kemerdekaan Republik Indonesia yang berkedudukan di Makasar. Sedangkan, ibu yang biasa kami panggil mami, adalah seorang guru SMA di lingkungan sekolah milik gereja Minahasa.

Sejak kecil saya kagum dengan pahlawan-pahlawan Perang Salib seperti Richard Lion Heart yang legendaris. Saya juga kagum kepada Jenderal Napoleon Bonaparte yang gagah perwira. Semua cerita tentang kepahlawanan, begitu membekas dalam batin saya sehingga saya sering berkhayal menjadi seorang tentara yang bertempur dengan gagah berani di medan laga.

Singkatnya, saya berangkat ke Jakarta dan mendaftar ke Mabes ABRI. Tanpa menemui banyak kesulitan, saya dinyatakan lulus tes. Setelah itu, saya resmi mengikuti pendidikan dan tinggal di asrama. Tidak banyak yang dapat saya ceritakan dari pendidikan militer yang saya ikuti selama 2 tahun itu, kecuali bahwa disiplin ABRI dengan doktrin “Sapta Marga”-nya telah menempa jiwa saya sebagai perwira remaja yang tangguh, berdisiplin, dan siap melaksanakan tugas negara yang dibebankan kepada saya.

Meskipun dipersiapkan sebagai perwira pada bagian pembinaan mental, tetapi dalam beberapa operasi tempur saya selalu dilibatkan. Pada saat-saat operasi pembersihan G-30S/PKI di Jakarta, saya ikut bergabung dalam komando yang dipimpin Kol. Sarwo Edhie Wibowo (almarhum).

Setelah situasinegara pulih yang ditandai dengan lahirnya Orde Baru tahun 1966, oleh kesatuan saya ditugaskan belajar ke STT (Sekolah Tinggi Teologi) milik gereja Katolik yang terletak di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Di STI ini, selama 5 tahun (1966-1972) saya belajar, mendalami, mengkaji, dan diskusi tentang berbagai hal yang diperlukan sebagai seorang pendeta. Di samping belajar sejarah dan filsafat agama Kristen. STT juga memberikan kajian tentang sejarah dan filsafat agama-agama di dunia, termasuk studi tentang Islam.

Menjadi Pendeta.
Sambil tetap aktif d TNI-AD, oleh Gereja Protestan Indonesia saya ditugaskan menjadi Pendeta II di Gereja P***** (edited) di Jakarta Pusat, bertetangga dengan Masjid Sunda Kelapa. Di gereja inilah, selama kurang lebih 12 tahun (1972-1984) saya memimpin sekitar 8000 jemaat yang hampir 80 persen adalah kaum intelektual atau masyarakat elit.

Di Gereja P***** (edited) ini, saya tumpahkan seluruh pengabdian untuk pelayanan firman Tuhan. Tugas saya sebagai Pendeta II, selama memberikan khutbah, menyantuni jemaat yang perlu bantuan atau mendapat musibah, juga menikahkan pasangan muda-mudi yang akan berumah tangga.

Kendati sebagai pendeta, saya juga anggota ABRI yang harus selalu siap ditugaskan di mana saja di wilayah Nusantara. Sebagai perwira ABRI saya sering bertugas ke seluruh pelosok tanah air Bahkan, ke luar negeri dalam rangka tugas belajar dari markas, seperti mengikuti kursus staf Royal Netherland Armed Forces di Negeri Belanda. Kemudian, pada tahun 1969 saya ditugaskan untuk mengikuti Orientasi Pendidikan Negara-negara Berkembang yang disponsoni oleh UNESCO di Paris, Prancis.

Dilema Rumah Tangga
Kesibukkan saya sebagai anggota ABRI ditambah tugas tugas gereja, membuat saya sibuk luar biasa. Sebagaipendeta, saya lebih banyak memberikan perhatian kepada jemaat. Sementara,kepentingan pribadi dan keluarga nyaris tergeser. Istri saya, yang putri mantan Duta Besar RI di salah satu negara Eropa, sering mengeluh dan menuntut agar saya memberikan perhatian yang lebih banyak buat rumah tangga.

Tetapi yang namanya wanita, umumnya lebih banyak berbicara atas dasar perasaan. Karena melihat kesibukan saya yang tidak juga berkurang, ia bahkan meminta agar saya mengundurkan diri dan tugas-tugas gereja, dengan alasan supaya lebih banyak waktu untuk keluarga. Tenth saja saya tidak dapat menerima usulannya itu. Sebagai seorang “Pelayan Firman Tuhan” saya telah bersumpah bahwa kepentingan umat di atas segalanya.

Problem keluarga yang terjadi sekitar tahun 1980 ini kian memanas, sehingga bak api dalam sekam. Kehidupan rumah tangga saya, tidak lagi harmonis. Masalah-masalah yang kecil dan sepele dapat memicu pertengkaran. Tidak ada lagi kedamaian di rumah. Saya sangat mengkhawatirkan Angelique, putri saya satu-satunya. Saya khawatir perkembangan jiwanya akan terganggu dengan masalah yang ditimbulkan kedua orang tuanya. Oleh karenanya, saya bertekad harus merangkul anak saya itu agar ia mau mengerti dengan posisi ayahnya sebagai pendeta yang bertugas melayani umat. Syukur, ia mau mengerti. Hanya Angeliquelah satu-satunya orang di rumah yang menyambut hangat setiap kepulangan saya.

Dalam kesunyian malam saat bebas dan tugas-tugas gereja, saya sering merenungkan kehidupan ramah tangga saya sendiri. Saya sering berpikir, buat apa saya menjadi pendeta kalau tidak mampu memberikan kedamaian dan kebahagiaan buat rumah tangganya sendiri. Saya sering memberikan khutbah pada setiap kebaktian dan menekankan hendaknya setiap umat Kristen mampu memberikan kasih kepada sesama umat manusia. Lalu, bagaimana dengan saya?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu semakin membuat batin saya resah. Saya mencoba untuk memperbaiki keadaan. Tetapi, semuanya sudah terlambat. Istri saya bahkan terang terangan tidak mendukung tugas-tugas saya sebagai pendeta. Saya benar-benar dilecehkan. Saya sudah sampal pada kesimpulan bahwa antara kami berdua sudah tidak sejalan lagi.

Lalu, untuk apa mempertahankan rumah tangga yang sudah tidak saling sejalan? Ketika niat saya untuk “melepas” istri, saya sampaikan kepada sahabat-sahabat dekat saya sesama pendeta, mereka umumnya menyarankan agar saya bertindak lebih bijak. Mereka mengingatkan saya, bagaimana mungkin seorang pendeta yang sering menikahkan seseorang, tetapi ia sendiri justru menceraikan istrinya? Bagaimana dengan citra pendeta di mata umat? Begitu mereka mengingatkan.

Apa yang mereka katakan semuanya benar. Tetapi, saya sudah tidak mampu lagi mempertahankan bahtera rumah tangga. Bagi saya yang terpenting saat itu bukan lagi persoalan menjaga citra pendeta. Tetapi, bagaimana agar batin saya dapat damai. Singkatnya, dengan berat hati saya terpaksa menceraikan istri saya. Dan, Angelique, putri saya satu-satunya memilih ikut bersama saya.

Mencari Kedamaian
Setelah kejadian itu, saya menjadi lebih banyak melakukan introspeksi. Saya menjadi lebih banyak membaca literatur tentang filsafat dan agama. Termasuk kajian tentang filsafat Islam, menjadi bahan yang paling saya sukai. Juga mengkaji pemikiran beberapa tokoh Islam yang banyak dilansir media massa.

Salah satunya tentang komentar K.H. E.Z. Muttaqin (almarhum) terhadap krisis perang saudara di Timur Tengah, seperti diYerusalem dan Libanon. Waktu itu (tahun 1983), K.H.E.Z. Muttaqin mempertanyakan dalam khutbah Idul Fitrinya, mengapa Timur Tengah selalu menjadi ajang mesiu dan amarah, padahal di tempat itu diturunkan para nabi yang membawa agama wahyu dengan pesan kedamaian?

Saya begitu tersentuh dengan ungkapan puitis kiai dan Jawa Barat itu. Sehingga, dalam salah satu khutbah saya di gereja, khutbah Idul Fitni K.H. E.Z. Muttaqin itu saya sampaikan kepada para jemaat kebaktian. Saya merasakan ada kekagetan di mata para jemaat. Saya maklum mereka terkejut karena baru pertama kali mereka mendengar khutbah dari seorang pendeta dengan menggunakan referensi seorang kiai Tetapi, bagi saya itu penting, karena pesan perdamaian yang disampaikan beliau amat manusiawi dan universal.

Sejak khutbah yang kontroversial itu, saya banyak mendapat sorotan. Secara selentingan saya pemah mendengar “Pendeta Mandey telah miring.” Maksudnya, saya dinilai telah memihak kepada salah satu pihak. Tetapi, saya tidak peduli karena yang saya sampaikan adalah nilai-nilai kebenaran.

Kekaguman saya pada konsep perdamaian Islam yank diangkat oleh KH. E.Z. Muttaqin, semakin menarik saya lebih kuat untuk mendalami konsepsi-konsepsi Islam lainnya. Saya ibarat membuka pintu, lalu masuk ke dalamnya, dan setelah masuk, saya ingin masuk lagi ke pintu yang lebih dalam. Begitulah perumpamaannya. Saya semakin “terseret” untuk mendalami, konsepsi Islam tentang ketuhanan dan peribadahan

Saya begitu tertarik dengan konsepsi ketuhanan Islam yang disebut “tauhid”. Konsep itu begitu sederhana, lugas, dan tuntas dalam menjelaskan eksistensi Tuhan yang oleh orang Islam disebut Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sehingga, orang yang paling awam sekalipun akan mampu mencemanya. Berbeda dengan konsepsi ketuhanan Kristen yang disebut Trinitas. Konsepsi ini begitu rumit, sehingga diperlukan argumentasi ilmiah untuk memahaminya.

Akan halnya konsepsi peribadatan Islam yang disebut syariat, saya melihatnya begitu teratur dan sistematis. Saya berpikir seandainya sistemper ibadatan yang seperti ini benar benar diterapkan, maka dunia yang sedang kacau ini akan mampu di selamatkan.

Pada tahun 1982 itulah saya benar-benar mencoba mendekati Islam. Selama satu setengah tahun saya melakukar konsultasi dengan K.H. Kosim Nurzeha yang juga aktif di Bintal (Pembinaan Mental) TNI-AD. Saya memang tidak ingin gegabah dan tergesa-gesa, karena di samping saya seorang pendeta, saya juga seorang perwira Bintal Kristen dilingkungan TNI-AD. Saya sudah dapat menduga apa yang akan terjadi seandainya saya masuk Islam.

Tetapi, suara batin saya yang sedang mencari kebenaran dan kedamaian tidak dapat diajak berlama-lama dalam kebimbangan. Batin saya mendesak kuat agar saya segera meraih kebenaran yang sudah saya temukan itu.

Oh, ya, di samping Pak Kosim Nurzeha, saya juga sering berkonsultasi dengan kolega saya di TNI-AD. Yaitu, Dra. Nasikhah M., seorang perwira Kowad (Korps.Wanita Angkatan Darat) yang bertugas pada BAIS (Badan Intelijen dan Strategi) ABRI.

Ia seorang muslimah lulusan UGM (Universilas Gajah Mada) Yogyakarta, jurusan filsafat. Kepadanya saya sering berkonsultasi tentang masalah-masalah pribadi dan keluarga. Ia sering memberi saya buku-buku bacaan tentang pembinaan pribadi dan keluarga dalam Islam. Saya seperti menemukan pegangan dalam kegundahan sebagai duda yang gagal dalam membina rumah tangganya.

Akhirnya, saya semakin yakin akan hikmah dibalik drama rumah tangga saya. Saya yakin bahwa dengari jalan itu, Tuhan ingin membimbing saya ke jalan yang lurus dan benar. Saya bertekad, apa pun yang terjadi saya tidak akan melepas kebenaran yang telah saya raih ini.

Akhimya, dengan kepasrahan yang total kepada Tuhan, pada tanggal 4 Mei 1984 saya mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat dengan bimbingan Bapak K.H. Kosim Nurzeha dan saksi Drs. Farouq Nasution di Masjid Istiqial. Allahu Akbar. Hari itu adalah hari yang amat bersejarah dalam hidup saya. Han saat saya menemukan diri saya yang sejati.

Menghadapi Teror

Berita tentang keislaman saya ternyata amat mengejutkan kalangan gereja, termasuk di tempat kerja saya di TNI-AD. Wajar, karena saya adalah Kepala Bintal (Pembinaan Mental)Kristen TNI-AD dan di gereja, saya adalah pentolan.

Sejak itu saya mulai memasuki pengalaman baru, yaitu menghadapi tenor dan berbagai pihak. Telepon yang bernada ancaman terus berdening. Bahkan, ada sekelompok pemuda gereja di Tanjung Priok yang bertekad menghabisi nyawa saya, karena dianggapnya telah murtad dan mempermalukan gereja.

Akan halnya saya, di samping menghadapi teror, juga menghadapi persoalan yang menyangkut tugas saya di TNI AD. DGI (Dewan Gereja Indonesia), bahkan menginim surat ke Bintal TNT-AD, meminta agar saya dipecat dan kedinasan dijajaran ABRl dan agar saya mempertanggungjawabkan perbuatan saya itu di hadapan majelis gereja.

Saya tidak penlu menjelaskan secara detail bagaimana proses selanjutnya, karena itu menyangkut rahasia Mabes ABRI. Yang jelas setelah itu, saya menerima surat ucapan tenima kasih atas tugas-tugas saya kepada negara, sekaligus pembebastugasan dan jabatan saya di jajaran TNT-AD dengan pangkat akhir Mayor.

Tidak ada yang dapat saya ucapkan, kecuali tawakal dan ménerima dengan ikhlas semua yang tenjadi pada diri saya. Saya yakin ini ujian iman.

Saya yang terlahir dengan nama Abraham David Mandey, setelah muslim menjadi Ahmad Dzulkiffi Mandey, mengalami ujian hidup yang cukup berat. Alhamdulillah, berkat kegigihan saya, akhirnya saya diterima bekerja di sebuab perusahaan swasta. Sedikit demi sedikit kanin saya terus menanjak. Setelah itu, beberapa kali saya pindah kerja dan menempati posisi yang cukup penting. Saya pennah menjadi Manajer Divisi Utama FT Putera Dharma. Pernah menjadi Personel/General Affairs Manager Hotel Horison, tahun 1986-1989, Dan, sejak tahun 1990 sampai sekarang saya bekerja di sebuah bank terama di Jakarta sebagai Safety & Security Coordinator.

Kini, keadaan saya sudah relatif baik, dan saya sudah meraih semua kebahagiaan yang selama sekian tahun saya rindukan. Saya sudah tidak lagi sendiri, sebab Dra. Nasikhah M, perwira Kowad itu, kini menjadi pendamping saya yang setia, insya Allah selama hayat masih di kandung badan. Saya menikahinya tahun 1986. Dan, dan perikahan itu telah lahir seorarig gadis kedil yang manis dan lucu, namariya Achnasya. Sementara, Angelique, putri saya dari istri pertama, sampai hari ini tetap ikut bersama saya, meskipun ia masih tetap sebagai penganut Protestan yang taat.

Kebahagiaan saya semakin bertambah lengkap, tatkala saya mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama istri tercinta pada tahun 1989.

Subhanallah.

Sumber : Mualaf

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam Idolaku !!


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tahu gak siapa Muhammad itu? Yang jelas Muhammad yang ini pasti bukan tukang cendol di depan sekolah atau tukang sol sepatu yang ngider di kompleks rumah kamu. Muhammad yang ini adalah Rasul dan Nabi kita, yang udah Allah jadiin sebagai suri teladan buat seluruh manusia, termasuk kamu!!! Muhammad tuh bukan Malaikat, apalagi hanya seorang Songoku. Yang jelas, beliau itu cuma manusia biasa, bedanya beliau itu utusan Allah (Nabi) yang panggilannya ‘Rasulullah’.
Kata para sahabat, Rasul itu lebih indah dari bulan purnama dan jalannya itu cepet!! Bahkan ada sahabat yang sampe kecape’an ngikutin jalannya Rasul, padahal Rasulullah sendiri masih tenang-tenang aza saat itu, cuman cepetnya beliau itu bukannya cepet yang terburu-buru kayak ada yang ngejar.
Nah, kan ada pepatah yang bilang bahwa tak kenal maka tak sayang. Sekarang kita simak sekelumit sifat-sifat beliau, cuman sekelumit looh! Kalo semuanya bisa-bisa mentoringnya seharian atau mungkin ratusan… (leebih!!!) Ok deh, kita mulai saja supaya cepet bisa kita contoh dan terapin.
Sifat Rasul yang pertama adalah :

A.Kesabaran

Waktu perang Uhud (tau khan perang Uhud yang mana?) ada cerita, kaya’ gini ceritanya.
Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah berada di antara tujuh orang Anshar dan dua orang Muhajirin pada waktu perang Uhud. Orang-orang musyrik menekan sampai mendekati Nabi. Salah satu di antara mereka melemparkan sebuah batu yang menimpuk hidung dan gigi serta melukai wajah beliau. Darah segar berleleran dari luka-luka itu. Orang musyrik yang menimpuk beliau berkoar-koar bahwa Rasulullah sudah terbunuh. Orang-orang Islam menjadi kacau-balau. Sebagian ada yang kembali ke Madinah. Sisa orang yang berjaga di atas bukit berbaur dengan para sahabat. Mereka tidak tahu apa yang mesti mereka lakukan.
Rasulullah segera mencabut anak panah dari sarungnya lalu diberikan kepada Sa’ad bin Abi Waqash seraya berkata, “Dengan tebusan ayah dan ibuku, tembaklah!” Abu Thalhah Al-Anshary yang berperang di samping Rasulullah SAW adalah seorang penembah jitu. Setiap ia menembakkan anak panah, beliau memandang ke mana anak panah itu mencari mangsa.
Pada situasi yang kritis seperti ini, ada sebagian orang-orang Islam (dari kelompok munafiqin) yang lari menghindar. Sehingga yang bersama Rasulullah tinggal beberapa orang dalam jumlah yang kecil. Beliau tetap sabar dan memimpin pasukannya menghadapi musuh yang jumlahnya jauh lebih besar, yaitu sebanyak 3000 personil.
Kenyataannya, Rasulullah tidak kalah. Dengan mengerahkan segenap keberanian, beliau dan orang-orang Islam tetap terus bangkit. Hingga akhirnya orang-orang musyrik baru menyadari bahwa kerugian mereka lebih besar daripada keuntungan yang diimpikan. Kesabaran macam apakah ini?
Perlu pula ditambahkan bahwa orang-orang musyrik yang mengumumkan kematian beliau, berkoar-koar ke sana ke mari. Beliau tidak tahu persis siapa yang berbuat seperti itu. Itulah gambaran kesabaran dalam menghadapi suasana kritis, dan tidak membuat pelakunya melalaikan tanggung jawab.
Coba bayangin, Rasulullah waktu itu kan udah luka-luka tuh… pasukannya juga udah ‘gak imbang lagi lawan jumlah tentara musuh. Kalo diibaratin maen bola mungkin keadaannya kayak 11 orang vs 5 orang kali (ka..li???! bener lagi…) Bayangin deh kalo maen bola posisi kita kayak gitu banyak yang kena kartu merah, bisa-bisa nangis deh (kalo gak nyerah itu juga…). But what had happen back then, Rasulullah tetap istiqamah, sampe Allah menentukan. Maka begitu pula kita… kita harus sabaran, jangan cepet marah kalo lagi emosi, jangan cepet putus asa kalo ngadepin kesulitan, pokoknya sabar deh… asal jangan sabar terus tapi gak pernah berusaha, itu mah dodol!!!

Terus sifat beliau yang kedua adalah :

B.Kasih sayang

Setelah merasakan berbagai siksaan dan penderitaan yang dilancarkan kaum Quraisy, Rasulullah berangkat ke Tha’if, mencari dukungan dan perlindungan dari Bani Tsaqif, dan mengharap agar mereka dapat menerima ajaran yang dibawanya dari Allah. Setibanya di Tha’if, beliau menuju tempat para pemuka Bani Tsaqif, sebagai orang-orang yang berkuasa di daerah. Beliau berbicara tentang Islam dan mengajak mereka supaya beriman kepada Allah. Tapi ajakan beliau itu ditolak mentah-mentah dan dijawab secara kasar. Kemudian Rasulullah bangkit meninggalkan mereka seraya mengharap supaya mereka menyembunyikan kedatangan ini dari kaum Quraisy, tetapi mereka pun menolaknya.
Mereka lalu mengerahkan kaum penjahat dan para budak untuk mencerca dan melemparinya dengan batu sehingga mengakibatkan cedera pada kedua kaki Rasulullah. Zaid bin Haritsah berusaha keras melindungi beliau, tetapi kewalahan, sehingga ia sendiri terluka pada kepalanya. Rasulullah kembali dengan perasaan tidak menentu sehingga baru tersentak dan tersadar ketika sampai di Qarnu’ts-Tsa’alib. Lalu Rasulullah mengangkat kepalanya, dan tiba-tiba melihat awan menaunginya. Kemudian beliau pandang dan tiba-tiba muncul Jibril, memanggilnya seraya berkata “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan jawaban kaummu terhadapmu, dan Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan sesukamu.” Kemudian malaikat penjaga gunung memanggil Rasulullah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu; jika engkau suka aku bisa membalikkan gunung.Akhsyabin di atas mereka.” Rasulullah menjawab, “Bahkan aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”
Bisa bayangin ‘gak, ada orang yang ditimpukin ama batu sampe berdarah-darah, malah ngedoain kebaikan buat orang nimpukin.!!? (bisa ‘gak ngebayanginnya…). Padahal waktu itu Malaikat Jibril udah nawarin jasanya buat ngegencet orang-orang Tha’if pake gunung!! Tinggal minta doang…, tapi itulah kasih sayang Rasulullah, bahkan sama orang-orang jahat sekalipun beliau masih menunjukkannya. Dan ternyata apa yang dido’akan Rasulullah terwujud, dengan banyaknya para pembela Islam dilahirkan di Tha’if.

And the third is…

C.Kelembutan
Salah satu sifat Rasulullah adalah… sifatnya yang lembut, tapi lembutnya bukan yang lemah gemulai. K’lo itu mah penari kali yah… Nah, ada cerita lagi mengenai gimana sih lembutnya Rasulullah. Gini nih ceritanya…
Ahmad meriwayatkan dari Aisyah R.A., ia berkata, “Satu kali pun Rasulullah tidak pernah memukul pembantu dengan tangannya, tidak pula memukul wanita dengan tangannya kecuali untuk berjihad di jalan Allah. Tidak ada yang lebih baik antara dua hal kecuali yang paling disenanginya melainkan yang paling mudah. Kalau menjadi perbuatan dosa, maka beliau adalah yang paling jauh dari perbuatan dosa. Beliau juga tidak mendendam untuk dirinya dari sesuatu yang diberikan kepadanya sehingga melanggar larangan-larangan Allah. Kalaupun mendendam hanya karena Allah semata. Abu Nu’aim meriwayatkan dari Aisyah R.A., ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah sedang bersama para sahabat. Aku membuat makanan untuknya, begitu pula Hafsah. Namun Hafsah lebih terampil dariku, sehingga ia lebih cepat selesai dariku. Aku berkata kepada budak perempuan, “Segeralah kau pergi, dan tumpahkan mangkuk Hafsah!”
Ketika Hafsah hendak meletakkan mangkuknya di tangan Rasul, budak yang kusuruh segera menumpahkan mangkuk sehingga makanan di dalamnya berserakan di tanah. Beliau mengumpulkan makanan yang berserakan di tanah, lalu mereka pun memakan bersama. Aku bangkit menyodorkan mangkukku, lalu disodorkan Nabi kepada Hafsah seraya berkata, “Ambillah satu bejana untuk digantikan dengan bejanamu, lalu makanlah apa yang ada di dalamnya.”
“Aku tidak melihat sesuatu yang ganjil di wajah Rasulullah karena peristiwa ini.”
Nah itulah kelembutan Rasulullah, bayangin seorang majikan yang ‘gak pernah mukul pembantunya, seorang pemimpin yang tidak mendendam untuk dirinya, seorang suami yang baek bener sama istrinya.

Yang keempat adalah…

D.Kedermawanan

Rasulullah adalah seorang dermawan. Bahkan dalam catatan sejarah, beliau tidak pernah nolak ketika dimintain sesuatu. Ada juga ceritanya, gini nih ceritanya…
Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah tidak pernah menolak suatu permintaan yang atas dasar Islam. Ia berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada beliau lalu meminta untuk memberikan sekumpulan domba yang sangat banyak jumlahnya yang memenuhi dua bukit dari domba-domba shadaqah. Orang itu kembali kepada kaumnya lalu berkata kepada mereka, “Wahai kaumku, masuklah Islam! Sesungguhnya Muhammad memberi suatu pemberian dan tidak takut miskin.”
Kita bisa melihat bagaimana dermawannya Rasulullah dan beliau tidak takut akan miskin, seandainya bila Rasul mau, beliau dapat minta kepada Allah agar diberikan harta yang banyak, dan pasti akan dikabulkan oleh Allah. Tetapi Rasul lebih menyukai kesederhanaan, dan dapat merasakan penderitaan orang-orang yang tidak mampu.

Dan yang kelima ialah :

E.Kerendahan Hati

Beliau ‘gak pernah sombong, bahkan sama orang yang musuhin dia sekalipun, walaupun ia seorang Nabi. Ada cerita kayak gini… Ady bin Hatim, seorang pemimpin kabilah yang beragama Nashrani bercerita ketika akan menghadap Rasulullah, ia menggambarkan akan bertemu dengan seorang raja di Madinah, ia menuturkan :
“Aku menemui Muhammad yang saat itu sedang berada dalam mesjid. Setelah kuucapkan salam, beliau bertanya, “Siapa?” “Ady bin Hatim,” jawabku. Beliau bangun dan mengajakku ke rumahnya. Demi Allah, aku benar-benar dibuatnya tercengang. Di tengah jalan, beliau bertemu dengan seorang wanita yang sudah tua dan lemah. Wanita itu memintanya berhenti. Maka beliau pun berhenti cukup lama menanyakan keperluannya.
“Demi Allah, ini bukan layaknya seorang raja,” kataku dalam hati. Rasulullah membawaku berjalan dan ketika sudah masuk ke rumahnya, beliau menyodorkan sebuah bantal dari kulit yang diisi kapas. Beliau memberikannya kepadaku seraya bersabda,
“Duduklah di atas bantal ini!”
“Engkau saja yang duduk di atasnya,” kataku.
“Engkau saja,” sabda beliau.
Maka aku pun duduk di atas bantal, sedangkan beliau duduk di atas tanah. Aku berkata dalam hati, “Demi Allah, ini bukan layaknya seorang raja.”
Itulah karakteristik Muhammad SAW, tanpa embel-embel. Ady bin Hatim datang kepada beliau, dan di antara keluarganya sebelum itu menjadi tawanan pasukan tentara Islam. Ia datang kepada beliau sebagai orang yang kalah. Namun ia didudukkan di atas bantal, sementara beliau sendiri duduk di atas tanah.

Sampai di sini dulu ya .. shahib!Semoga bermanfaat !

@RohisSMKN2PLG

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Wednesday, February 8, 2012

Dialog Rasulullah dengan Iblis


Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata :

“Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar : “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku”. Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :” Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu ?”. Para sahabat menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Rasulullah berkata : “Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya”. Umar bin Khattab r.a. berkata :” Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”. Nabi SAW berkata pelan :” Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian !”.

Ibnu Abbas berkata : “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke-atas, tidak kesamping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan / kerbau [tsur]. Dia berkata, “Assalamu ‘alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]“. Nabi SAW menjawab :” Assamu lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".

Iblis berkata :" Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah].”
Nabi SAW berkata :” Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.
Iblis berkata,” Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku “Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepa-damu”. Allah SWT bersabda,” Demi kemulia-an dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”.

Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku”.

Rasulullah kemudian mulai bertanya : “Jika kamu jujur, beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu benci ?”.
Iblis menjawab : “Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluk Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu”.

Rasulullah SAW : “Siapa lagi yang kamu benci?”.
Iblis : “Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT”.

Rasulullah : “Lalu siapa lagi ?”.
Iblis : “Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar”.

Rasulullah : “Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis : “Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”.

Rasulullah : “Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :” Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya”.

Rasulullah : “Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar ?”.
Iblis : “Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar “.

Rasulullah : “Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis : ” Orang kaya yang bersyukur “.

Rasulullah bertanya : “Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur ?”.
Iblis : “Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”.

Rassulullah : “Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat ?”.
Iblis : “Aku merasa panas dan gemetar”.
Rasulullah :”Kenapa, wahai terlaknat?”.
Iblis : “Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat”.

Rassulullah : “Jika mereka shaum (puasa) ?”.
Iblis : “Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”.

Rasulullah : “Jika mereka menunaikan haji ?”.
Iblis : “Saya menjadi gila”.

Rasulullah : “Jika mereka membaca Al Qur’an ?’.
Iblis : “Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api”.

Rasulullah : “Jika mereka berzakat ?”.
Iblis : “Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua”.
Rasulullah : “Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?”.
Iblis : “Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.

Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”.
Iblis : “Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam”.

Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Umar ?”.
Iblis : “Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”.

Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Utsman ?”.
Iblis : “Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”.

Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib ?”.
Iblis : “Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu”.

Rasulullah : “Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat”.
Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad : “Hay-hata hay-hata [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas]“.

Rasulullah : “Siapa yang mukhlis (orang yg ikhlas) itu menurutmu ?”.
Iblis dengan panjang lebar menjawab : “Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar (harta), dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu.
Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar.
Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar.
Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar.

Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan.

Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah.

Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya.

Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa.

Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr] : “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, “Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua”.

Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku.
Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar.
Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya:” Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, ‘Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya’. Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.
Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia.
Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya, ‘Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah’. Aku katakan kepada orang yang sakit : “Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata : “Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ………

Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya.

Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.

Nabi berkata : “Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu ?”.
Iblis : “Pemakan riba”.

Nabi : “Siapa teman kepercayaanmu [shadiq] ?”.
Iblis : “Pe-zina”.

Nabi : “Siapa teman tidurmu ?”.
Iblis : “Orang yang mabuk”.

Nabi : “Siapa tamumu ?”.
Iblis : “Pencuri”.

Nabi: “Siapa utusanmu ?”.
Iblis : “Tukang Sihir”.

Nabi : “Apa kesukaanmu ?”.
Iblis : “Orang yang bersumpah cerai”.

Nabi : “Siapa kekasihmu ?”.
Iblis : “Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”.

Nabi : “Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu ?”.
Iblis : “Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah”.

Nabi : “Apa yang melelehkan badanmu ?”.
Iblis: “Tobatnya orang yang bertaubat”.

Nabi: “Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu ?”.
Iblis: “Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam.

Nabi: “Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”.
Iblis: “Zakat secara sembunyi-sembunyi”.

Nabi: “Apa yang membutakan matamu ?”.
Iblis : “Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh]“.

Nabi: “Apa yang memukul kepalamu ?”.
Iblis: “Memperbanyak shalat berjamaah”.

Nabi: “Siapa yang paling bisa membahagiakanmu ?”.
Iblis : “Orang yang sengaja meninggalkan shalat”.

Nabi: “siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”.
Iblis: “Orang kikir / pelit”.

Nabi: “Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu] ?”.
Iblis: “Majlis-majlis ulama”.

Nabi: “Bagaimana kamu makan ?”.
Iblis: “Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku”.

Nabi: “Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas ?”.
Iblis: “Dibalik kuku-kuku manusia”.

Nabi: “Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah ?”.
Iblis: “Sepuluh perkara”.

Nabi: “Apa itu wahai terlaknat ?”.
Iblis : “Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat (bersatu) dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah :
Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. 17:64)

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya.
Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuh dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.
Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah :” ……. , dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …… (QS. 17:64) .

Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku.
Aku memohon agar saya punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku.
Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku.
Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku.
Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.
Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS. 17:27)

Rasulullah berkata : “Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu”.

Lalu Iblis meneruskan : “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku : “Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”.

Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.

Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat.

Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.

Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.

Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, ‘keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan “Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayah sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini.

Engkau hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluk-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka.

Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.

Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud : “Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS. 11:119) dilanjutkan dengan : Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (QS. 33:3)”.

Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis : “Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjamin-mu masuk surga”.

Ia iblis menjawab : “Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluk celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”.

Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.

Semoga Bermanfaat..!!


Follow Twitter kami : @RohisSMKN2PLG

Monday, February 6, 2012

Mengenal Lebih Dekat Pribadi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam


Kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

1. Allah Ta’ala berfirman:

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan mereka Al Kitab dan Al Hikmah dan sebelum itu, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran:164)

2. Allah Ta’ala berfirman:

“Katakanlah: “Sesungguhnya saya ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Esa.” (QS. Al Kahfi:11)

3. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin. Beliau menjawab: “Pada hari itulah aku dilahirkan, lalu diangkat menjadi Rasul dan diturunkan Al-Qur’an kepadaku.” (HR. Muslim)

4. Rasullauh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dilahirkan pada hari Senin bulan Rabi’ul Awal di Makkah Al Mukarramah tahun Al Fiil (571 M), berasal dari kedua orang tua yang sudah ma’ruf. Bapaknya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib dan ibunya bernama Aminah binti Wahb. Kakek beliau memberinya nama Muhammad. Bapak beliau meninggal dunia sebelum kelahirannya.

5. Sesungguhnya termasuk kewajiban seorang muslim adalah hendaknya dia mengetahui kedudukan Rasul yang mulia ini, berhukum dengan Al Qur’an yang diturunkan kepadanya, berakhlak dengan akhlaknya serta mengutamakan dakwah kepada Tauhid yang mana risalahnya dimulai dengannya sesuai firman Allah Ta’ala:

“Katakan: Sesungguhnya saya hanya menyembah Rabbku dan saya tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.” (QS. Al-Jin:20)

Nama dan Garis keturunan (Nasab) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

1. Allah Ta’ala berfirman:

“Muhammad adalah Rasulullah.” (QS. Al Fath:29)

2. Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Saya memiliki lima nama: Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi yang Allah menghapus kekufuran denganku, saya Al-Hasyir yang manusia dikumpulkan di atas kedua kakiku, dan saya Al-’Aqib yang tidak ada Nabipun setelahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dan Allah menamakannya dengan “Raufur Rahim

3. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengenalkan dirinya kepada kita dengan beberapa nama: “Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al Muqaffy (Nabi terakhir) dan Al Hasyir, saya Nabi At Taubah, Nabi Ar Rahman.” (HR. Muslim )

4. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Tidaklah kamu heran bagaimana Allah memalingkan dari saya cacian orang-orang Quraisy dan laknat mereka? Mereka mencaci dan melaknat saya (dengan sesutu) yang sangat tercela, dan saya adalah Muhammad.” (HR. Bukhari )

5. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

“Sesungguhnya Allah telah memilih dari keturunan Ismail Kinayah, dan dari Kinayah Allah memilih Quraisy, dari Quraisy Allah memilih bani Hasyim, dan dari bani Hasyim Allah memilih saya.” (HR. Muslim )

6. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya:

“Namailah diri kalian dengan nama-nama saya, tapi janganlah kalian berkuniah (mengambil gelar) dengan kuniah saya. Karena sesungguhnya saya adalah Qasim sebagai pembagi diantara kalian.” (HR. Muslim )

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Seolah-Olah jika Kamu Melihatnya

1. Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling tampan wajahnya, paling bagus bentuk penciptaannya, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. (Muttafaq ‘Alaih)

2. Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkulit putih dan berwajah elok. (HR. Muslim)

3. Bahwasanya badan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, dadanya bidang, jenggotnya lebat, rambutnya sampai ke daun telinga, saya (Shahabat-pent) pernah melihatnya berpakaian merah, dan saya tidak pernah melihat yang lebih indah dari padanya. (HR. Bukhari)

4. Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepalanya besar, demikian juga kedua tangan dan kedua kakinya, serta tampan wajahnya. Saya (Shahabat-pent) belum pernah melihat orang yang seperti dia, baik sebelum maupun sesudahnya. (HR. Bukhari)

5. Bahwasanya wajah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bundar bagaikan Matahari dan Bulan. (HR. Muslim)

6. Bahwasanya apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam gembira, wajahnya menjadi bercahaya seolah-olah seperti belaian Bulan, dan kami semua mengetahui yang demikian itu. (Muttafaq ‘Alaih)

7. Bahwasanya tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tertawa kecuali dengan senyum, dan apabila kamu memandangnya maka kamu akan menyangka bahwa beliau memakai celak pada kedua matanya, padahal beliau tidak memakai celak. (Hadits Hasan, Riwayat At Tirmidzi)

8. Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: “Tidak pernah saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum.” (HR. Bukhari)

9. Dari Jabir bin Samrah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada bulan purnama. Saya memandang beliau sambil memandang bulan. Beliau mengenakan pakaian merah. Maka menurut saya beliau lebih indah daripada bulan.” (Dikeluarkan At Tirmidzi, dia berkata Hadits Hasan Gharib. Dan dishahihkan oleh Al Hakim serta disetujui oleh Adz-Dzahabi)

10. Dan betapa indahnya ucapan seorang penyair yang mensifati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan sya’irnya:

“Si Putih diminta memohon hujan dari awan dengan wajahnya. Si Pemberi makan anak-anak yatim dan pelindung para janda.”

Sya’ir ini berasal dari kalamnya Abu Thalib yang disenandungkan oleh Ibnu Umar dan yang lain. Ketika itu kemarau melanda kaum muslimin, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memohon hujan untuk mereka dengan berdo’a: Allahummasqinaa (Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami), maka turunlah hujan. (HR. Bukhari)

Adapun makna dan sya’ir tersebut adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang disifati dengan Si Putih diminta untuk menghadapkan wajahnya yang mulia kepada Allah dan berdo’a supaya diturunkan hujan kepada mereka. Hal itu terjadi ketika beliau masih hidup, adapun setelah kematian beliau maka Khalifah Umar bin Al Khathab bertawasul dengan Al Abbas agar dia berdo’a meminta hujan dan mereka tidak bertawasul dengan beliau.

Dikutip dari http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=187, Penulis : Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Judul: Mengenal Lebih Dekat Pribadi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam

Sunday, February 5, 2012

Akhlak Mulia Rasulullah SAW


Sharingnya di ambil dari artikel yg menyaur kitab Ar Rohiqul Makhtum, hal. 489 – 493.

Bismillahirahmaaniraahim.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. beliau sangat dermawan #RasulullahSAW

Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan. (HR. Abu Dawud) #RasulullahSAW

Pada bulan Ramadhan, Rasulullah Muhammad lebih dermawan lagi, lebih kencang dalam memberi dibanding angin yang berhembus. #MuhammadSAW

Jika memilih urusan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pilih yg lebih mudah selama tidak melanggar syari'at Allah #MuhammadSAW

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat menghindari dari dosa. Begitupun sehari istighfarnya 100X #MuhammadSAW

jika diri Rasulullah diDzalimi beliau sangat sabar, namun jika hak Allah yang dilanggar, Beliau sangat murka #MuhammadSAW

Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat pemalu melebihi gadis pingitan. #MuhammadSAW

Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat pemalu melebihi gadis pingitan. #MuhammadSAW

Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar. (HR. Bukhari) #MuhammadSAW

Rasulullah bicaranya sangat fasih dan jelas. Bicara perlahan, dan agar jelas diulang sampai 3x. #MuhammadSAW

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam jika dimintai sesuatu, beliau tidak pernah menjawab "Tidak". #MuhammadSAW

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat pemberani.Banyak pemberani dan patriot yang jika bertemu beliau, mereka lari #MuhammadSAW

Ali bin Abi Thalib berkata " Jika kami sedang ketakutan dikepung bahaya, kami berlindung kepada Rasululah. #MuhammadSAW

Belia sangat jujur dan amanah.Sebelum diutus menjadi Nabi dan Rosul, Beliau dijuluki Al 'amin yang artinya terpercaya. #MuhammadSAW

Musuh beliau mengakui kejujurannya. Abu Jahal berkata, " Kami tidak mendustakan dirimu, tapi kami mendustakan ajaranmu." #MuhammadSAW

Ambillah kesempatan berdo'a ketika hati sedang lemah-lembut karena itu adalah rahmat. (HR.Ad-Dailami)#MuhammadSAW


masih banyak akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila ingin ditulis seluruhnya, tapi kami hanya men sharing sebagian saja.

Wallahu waliyyut taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Walhamdulillahi robbil 'alamin.


Sumber di : @TeladanRasul


jangan lupa follow kami juga di @RohisSMKN2PLG
 

Member

Kembali ke atas Copyright © 2012 | Rohis SMKN 2 Palembang Designed by Ricky Kurniadi